Kamis, 10 Mei 2012

Know Your Heart Before Training Part II

Setelah mengetahui beberapa kondisi jantung yang sering terjadi, pembahasan berikutnya adalah mengenai olah raga apa yang boleh dan tidak boleh bila memiliki gangguan jantung tersebut.
Saya harap anda jangan salah persepsi dalam membaca artikel ini, karena pada dasarnya, olah raga adalah hal yang sangat dianjurkan pada orang dengan gangguan jantung, namun harus dipilih jenis nya berdasar intensitas, sifat dan frekuensi
Pada orang dengan kondisi jantung yang sehat, usia muda, tidak ada halangan untuk melakukan olah raga apapun, Bahkan hal ini adalah suatu keharusan karena akan melatih jantung untuk bekerja dengan baik, memperbaiki sirkulasi dengan menurunkan kolesterol sehingga tidak menumpuk di dinding pembuluh darah, memperbaiki sensitifitas insulin sehingga memperlambat munculnya penyakit kencing manis serta banyak efek baik lainnya.
Pada orang yang telah memiliki gangguan jantung perlu perubahan pola olah raga. Pada prinsipnya, olah raga yang dianjurkan adalah yang bersifat CRIPE (Continuous, rhythmical, interval, progressive dan endurance) seperti olah raga yang disarankan pada penderita kencing manis. Jenis olah raga ini antara lain renang, jogging/ lari treadmill dengan intensitas sedang. Sedangkan olah raga yang tidak dianjurkan adalah yang bersifat eksplosif seperti tennis, badminton, dan sayangnya juga  termasuk angkat berat.
Pertanyaan yang timbul adalah kenapa beberapa olah raga diatas tidak boleh dan justru berbahaya? Seperti yang sudah saya bahas sebelumnya bahwa  jantung adalah organ otot untuk memompa darah. Pada kondisi dimana otot ini sudah lemah (jangan  samakan dengan bisep anda yang bisa dilatih untuk menjadi kuat), maka olah raga tersebut memaksa jantung yang sudah lemah ini untuk bekerja melebih kapasitasnya, akibatnya adalah bahwa kebutuhan energy badan saat olah raga tidak dapat dipenuhi oleh kiriman darah dari jantung, sehingga suplai darah ke otak atau paru turun mendadak dan dapat menimbulkan kematian.
Pada orang dengan penyakit jantung koroner dimana telah terjadi penyumbatan dari dinding pembuluh darah, olah raga yang bersifat eksplosif juga berbahaya karena adanya stress mendadak akan mengakibatkan pecahnya tumpukan kolesterol dalam dinding koroner dan mencetuskan reaksi berantai yang berakhir pada sumbatan total aliran darah koroner. Apa yang terjadi bila terjadi sumbatan total? Terjadi kerusakan otot jantung karena tidak ada aliran darah yang memberikan nutrisi pada otot tersebut.

Apa yang dapat dilakukan untuk antisipasi?
Anda tidak perlu menjadi terlalu was-was setelah membaca artikel ini. Perhatian lebih perlu diberikan jika anda memiliki beberapa factor risiko dibawah ini
  1. 1. Penyakit kencing manis
  2. 2. Darah tinggi yang tidak terkontrol
  3. 3. Obesitas
  4. 4. Riwayat penyakit jantung dalam keluarga
  5. 5. MEROKOK
  6. 6. Kolesterol tinggi
Bila terdapat 2 atau lebih factor risiko diatas saya sarankan untuk pemeriksaan jantung untuk mengetahui kondisi jantung anda dan olah raga yang sesuai.


http://duniafitnes.com/health/know-your-heart-before-training-part-ii.html

Know Your Heart before Training Part I

Kali ini saya akan membahas mengenai kondisi jantung yang dihubungkan dengan olah raga, apa yang harus anda mengerti dari kondisi dasar jantung, penyakit jantung yang bisa diperbaiki atau diperberat dengan olah raga dan apa yang bisa anda lakukan untuk mencegah terjadinya kondisi yang fatal.
Beberapa kali kita pernah mendengar kerabat atau sahabat tiba-tiba meninggal saat melakukan olah raga seperti tennis dll. Muncul pertanyaan, mengapa terjadi saat olah raga yang harusnya merupakan aktifitas yang meyehatkan?
Sebelum masuk membahas akitifitas olah raga secara detail, saya akan membahas mengenai jantung dulu.
Jantung adalah organ unik, terletak di tengah/pusat dari tubuh manusia sebagai pompa untuk menyalurkan darah ke seluruh tubuh dari otak hingga ujung jari kaki manusia. Karena sifatnya sebagai pompa, maka jantung memiliki otot sebagai komponen utama. Jantung sendiri juga memerlukan nutrisi dari darah untuk memenuhi energi saat memompa, hal ini dipenuhi dari pembuluh darah yang disebut arteri koroner.
Semakin tua usia seseorang, makin banyak gangguan yang dapat terjadi pada jantung. Gangguan yang sering timbul antara lain,
  1. 1. sumbatan atau penyempitan pembuluh darah koroner karena penumpukan kolesterol di dinding pembuluh darah
  2. 2. penurunan kekuatan pompa jantung akibat penyakit kencing manis, darah tinggi yang lama, atau kerusakan otot jantung pasca serangan jantung.
  3. 3. Serangan jantung yang dapat bersifat fatal akibat sumbatan total mendadak koroner.
Umumnya pada usia muda, gangguan diatas jarang terjadi, namun menginjak usia 40tahun keatas, frekuensi terjadinya hal diatas makin tinggi.
Apa gejala yang timbul pada gangguan jantung? Gejala yang timbul beragam tergantung apa gangguan yang terjadi. Pada penurunan kekuatan pompa jantung (dalam istiah medis disebut heart failure), gejalanya adalah sesak apabila aktifitas yang lebih berat, sesak membaik dengan istirahat, sesak justru memberat bila posisi tidur/berbaring.  Pada kondisi serangan jantung, gejala yang timbul adalah nyeri dada hebat di sisi kiri lebih dari 15 menit, nyeri menjalar ke lengan kiri disertai keringat dingin dan rasa takut yang hebat seperti seolah olah akan meninggal, nyeri berhubungan dengan aktifitas seperti olah raga yang memacu energy secara eksplosif seperti tennis.
Hal diatas dapat dicegah dan dideteksi melalui pemeriksaan oleh dokter. Beberapa pemeriksaan untuk  mendeteksi antara lain EKG untuk merekam akitifitas listrik jantung, echocardiografi untuk melihat gerakan jantung, tes treadmill untuk deteksi dini adanya sumbatan koroner hingga ke pemeriksaan canggih seperti MSCT dan yang bersifat invasive seperti kateterisasi jantung.
Olah raga apa yang boleh dan tidak boleh berdasar gangguan jantung tersebut? Akan dibahas di bagian kedua berikutnya



http://duniafitnes.com/health/know-your-heart-before-training-part-i.html

Rabu, 09 Mei 2012

Manfaat Medis dari Khitan





Definisi khitan secara medis adalah memotong prepusium, yaitu kulit yang menutupi glans penis (kepala penis). Dalam prosesnya, khitan adalah tindakan pembuangan kulup penis dengan tujuan menjalankan syariat agama ataupun indikasi medis.
Khitan disebut juga sirkumsisi yang berarti sayatan melingkar, yang dianalogikan pada pemotongan prepusium yang melingkar terhadap batang penis. Jurnal kesehatan di Amerika menyebutkan khitan atau sirkumsisi (circumcision) adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis. Ahli kesehatan mengatakan bahwa khitan mempunyai manfaat bagi kesehatan karena membuang anggota tubuh yang menjadi tempat persembunyian kotoran. Beberapa penelitian medis mengungkapkan bahwa penderita penyakit kelamin lebih banyak dari kalangan yang tidak dikhitan. Khitan dapat menghindari timbulnya berbagai penyakit diantaranya fimosis, parafimosis, kandidiasis, serta tumor ganas pada penis.
Para ahli kesehatan di Amerika sejak tahun 1975 menyatakan bahwa secara medis tidak ada keharusan bagi bayi laki-laki yang baru lahir untuk dikhitan, kecuali bila ada indikasi seperti menderita fimosis atau jika anak berusia di bawah lima tahun menderita infeksi saluran kemih berulang.
Pria yang dikhitan terbukti jarang tertular infeksi yang menular melalui hubungan seksual dibanding mereka yang belum dikhitan. Penelitian dari Selandia Baru mengungkapkan bahwa pria yang tidak dikhitan memiliki risiko 2,66 kali serangan infeksi yang menular melalui hubungan seksual dibandingkan dengan pria yang tidak dikhitan.
Data WHO tahun 2007 menyebutkan diperkirakan 30% laki-laki diseluruh dunia telah di-khitan. Khitan terbukti menurunkan risiko infeksi saluran kemih. Suatu pertemuan internasional diadakan di Switzerland yang memutuskan dan merekomendasikan khitan pada laki-laki sebagai upaya pencegahan HIV/AIDS hingga sebesar 60%.
Secara medis tidak ada batasan umur berapa yang boleh di-khitan. Usia khitan dipengaruhi oleh adat istiadat setempat. Di Arab Saudi anak dikhitan pada usia 3-7 tahun. Di Mesir antara 5-6 tahun, di India antara 5-9 tahun, di Iran saat umur 4 tahun. Di Indonesia, suku Jawa lazimnya meng-khitan anak di usia sekitar 15 tahun, sedangkan suku Sunda biasanya mengkhitan anak diusia 3-5 tahun.
Indikasi khitan dibagi menjadi dua yaitu indikasi agama dan indikasi medis. Seringkali orangtua menginginkan anaknya dikhitan untuk menjalankan syariat agama. Khitan pun direkomendasikan pada orang yang mengalami infeksi berulang pada penis yang diakibatkan oleh penumpukan kotoran atau disebut dengan smegma.
Beberapa indikasi medis khitan yang paling umum adalah fimosis dan parafimosis. Fimosis adalah suatu keadaan dimana prepusium atau kulit kulup penis tidak dapat ditarik ke belakang. Fimosis biasanya tidak terasa nyeri tetapi dapat mengakibatkan sumbatan keluarnya urin dengan penggelembungan prepusium dan dapat mengakibatkan peradangan yang kronis.
Parafimosis adalah suatu keadaan dimana prepusium tertarik dan tertinggal di belakang kepala penis. Prepusium ini akan menjepit dan menyebabkan pembengkakan pembuluh darah dan terasa nyeri.



http://duniafitnes.com/health/manfaat-medis-dari-khitan.html


Menghitung VO2max dan Denyut nadi

Bagaimana cara mengukur VO2Max secara sederhana ? ada 2 cara yang standar....
1. tes bleep/MFT(multileving fitnes test)
 atlet berlari bolak balik 20 meter sesuai irama musik ( bleep/MFT )

2. tes balke
atlet berlari selama 15 menit dan dihitung berapa banyak jarak yang ditempuh
rumus :
vo2 max = (((jumlah jarak/15)-133) X 0,172 ) + 33,3

( atau perhitungan cepat dapat dilihat di attachment "tes balke )


Menghitung tekanan denut nadi maksimum


Cara termudah adalah dengan menghitung denyut nadi selama 15 detik, kemudian hasilnya dikalikan dengan empat

contoh 20 DN X 4=80Dn/mnt

VO2MAX (VOLUME MAX O2)

Dalam olahraga istilah VO2 Max bukanlah hal yang asing. Apa VO2 Max itu, VO2Max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume )2 max ini adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang dinyatakan dalam liter per menit atau mililiter/menit/kg berat badan.

Mengukur VO2 Max
Sebagai pertimbangan dalam mengukur VO2 Max adalah tes harus diciptakan demikian rupa sehingga tekanan pada pasokan oksigen ke otot jantung harus berlangsung maksimal. Kegiatan fisik yang memenuhi kriteria ini harus :
1.    Melibatkan minimal 50% dari total masa otot. Aktivitas yang memenuhi kriteria ini adalah lari, bersepeda, mendayung. Cara yang paling umum dilakukan dengan lari di Tradmil, yang bisa diatur kecepatan dari sudut inklinasinya.
2.    Lamanya tes harus menjamin terjadinya kerja jantung maksimal. Umumnya berlangsung 6 sampai 12 menit.

Salah satu alat ukur VO2Max adalah metode Cooper Test, metode ini cukup sederhana, tanpa biaya yang mahal dan akurasinya cukup wajar. Yakni atlet melakukakan lari/jalan selama 12 menit pada lintasan lari sepanjang 400 meter. Setelah waktu habis jarak yang dicapai oleh atlet tersebut dicatat.
Rumus sederhana untuk mengetahui VO2Maxnya adalah : (Jarak yang ditempuh dalam meter – 504.9) / 44.73.
Contoh : Bangkit melaksanakan Cooper Test dengan lari selama 12 menit, jarak yang dicapai (2600 meter – 504.9) dibagi 44.73 = 46.83881 mls/kg/min.

Tiga Cara Meningkatkan VO2 Max
Ada tiga cara untuk meningkatkan volume maksimal oksigen atau VO2 max pada setiap atlet dari cabang olahraga manapun. Tentu, semakin tinggi VO2 Max, atlet yang bersangkutan juga akan memiliki daya tahan dan stamina yang istimewa.
Ada langkah awal yang harus menjadi pegangan para pelatih sebelum malaksanakan tiga cara peningkatan VO2 Max, yakni pelatih harus mengetahui berapa jarak dan waktu yang dibutuhkan sang atlet untuk mendapat VO2 Max sebelum memulai pelaksanaan pemusatan latihan.
Setelah menjalani tes Balke, umpamanya sang atlet hanya mampu menyelesaikan lari sejauh 3.600 meter untuk waktu 15 menit, itu berarti kecepatan per detik hanya 4 meter.
Guna meningkatkan daya tahannya, harus diberikan latihan aerobic dengan intensitas 85 persen sebagai tahap pertama dalam meningkatkan VO2 max-nya. Artinya, sang atlet harus terus disadar agar mampu melakukan lari dengan kecepatan 85/100 x 4 meter perdetik atau 3,6 meter per detik, selama satu jam.
Metode kedua untuk lebih meningkatkan VO2 Max itu adalah memberikan latihan kepada atlet dengan intensitas mencapi 95 persen. Ini artinya sang atlet diharuskan mampu berlari dengan kecepatan 3,8 meter perdetik selama setengah jam.
Adapun metode terakhir adalah memberikan latihan secara ekstrem kepada atlet dengan intensitas antara 105 persen – 125 persen. Tentu kegita latihan ini harus diberikan secara bertahap sehingga atletnya dapat mengikuti dengan mudah.
Memang, setelah mendapat latihan terakhir ini, atlet akan memiliki stamina yang andal. Dengan begitu, sang atlet akan cepat mengalami pemulihan dari kelelahan yang dialaminya. Tentu, dengan stamina yang istimewa, sang atlet juga akan memiliki daya tahan yang istimewa pula. (Four33)

Jumat, 23 Desember 2011

LATIHAN MENTAL BAGI ATLET ELIT

 
Mengapa atlet elit perlu latihan mental?

      Yang dimaksud dengan atlet elit dalam tulisan ini adalah atlet setaraf atlet nasional yang telah memiliki prestasi dalam olahraga yang ditekuninya. Untuk dapat meningkatkan prestasi atau performa olahraganya, sang atlet perlu memiliki mental yang tangguh, sehingga ia dapat berlatih dan bertanding dengan semangat tinggi, dedikasi total, pantang menyerah, tidak mudah terganggu oleh masalah-masalah non-teknis atau masalah pribadi. Dengan demikian ia dapat menjalankan program latihannya dengan sungguh-sungguh, sehingga ia dapat memiliki fisik prima, teknik tinggi dan strategi bertanding yang tepat, sesuai dengan program latihan yang dirancang oleh pelatihnya. Dengan demikian terlihatlah bahwa latihan mental bertujuan agar atlet dapat mencapai prestasi puncak, atau prestasi yang lebih baik dari sebelumnya.

Untuk dapat memiliki mental yang tangguh tersebut, atlet perlu melakukan latihan mental yang sistimatis, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari program latihan olahraga secara umum, dan tertuang dalam perencanaan latihan tahunan atau periodesasi latihan.

Seringkali dijumpai, bahwa masalah mental atlet sesungguhnya bukan murni merupakan masalah psikologis, namun disebabkan oleh faktor teknis atau fisiologis. Contohnya: jika kemampuan atlet menurun karena faktor kesalahan teknik gerakan, maka persepsi sang atlet terhadap kemampuan dirinya juga akan berkurang. Jika masalah kesalahan gerak ini tidak segera teridentifikasi dan tidak segera diperbaiki, maka kesalahan gerak ini akan menetap. Akibatnya, kemampuan atlet tidak meningkat, sehingga atlet menjadi kecewa dan lama kelamaan bisa menjadi frustrasi bahkan memiliki pikiran dan sikap negatif terhadap prestasi olahraganya.

Demikian juga dengan masalah yang disebabkan oleh faktor fisik. Masalah yang seringkali terjadi adalah masalah “overtrained” atau kelelahan yang berlebihan, sehingga menimbulkan perubahan penampilan atlet yang misalnya menjadi lebih lambat, sehingga atlet tersebut kemudian di’cap’ sebagai atlet yang memiliki motivasi rendah.

Kedua contoh tersebut menunjukkan bahwa masalah mental tidak selalu disebabkan oleh faktor mental atau faktor psikologis. Jika penyebab masalahnya tidak terlebih dahulu diatasi, maka masalah mentalnya juga akan sulit untuk dapat diperbaiki. Dengan demikian, jika akan menerapkan latihan mental untuk mengatasi masalah mental psikologis, maka atlet, pelatih maupun psikolog olahraga harus pasti bahwa penyebab masalahnya adalah masalah mental.




Apakah yang diperlukan atlet untuk menjalani latihan mental?

 Adanya perubahan tingkah laku, perasaan atau pikiran atlet yang mengganggu si atlet itu sendiri atau mengganggu kelancaran pelatihan atau komunikasi antara atlet dengan orang lain, merupakan salah satu indikasi bahwa atlet tersebut mengalami disfungsi atau masalah psikologis. Namun, sebelum memastikan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh faktor psikologis, perlu secara cermat dianalisis kemungkinan adanya penyebab faktor teknis atau fisiologis. Jika penyebab utamanya ternyata adalah faktor teknis atau fisik, maka faktor-faktor tersebutlah yang perlu dibenahi terlebih dahulu. Masalah mental psikologisnya akan sulit teratasi jika penyebab utamanya tidak ditangani.

Setelah dipastikan bahwa seorang atlet mengalami masalah mental psikologis, atau perlu meningkatkan keterampilan psikologisnya, maka kepada atlet tersebut dapat diterapkan latihan mental. Ada tiga karakteristik yang sebaiknya terdapat pada diri atlet yang akan menjalani latihan mental, yaitu:
1. Si atlet harus mau menjalani latihan mental tersebut. Jika suatu tugas dihadapi dengan sikap positif, maka potensi keberhasilannya akan semakin nyata. Sebaliknya, jika si atlet malas melakukan latihannya, maka kegagalan akan menghadang. Oleh karena itu, si atlet sendiri yang harus memutuskan bahwa ia mau menjalani setiap program latihan sampai selesai, dan harus yakin bahwa latihan tersebut akan membawa manfaat bagi kemajuan prestasinya. Tanpa adanya komitmen tersebut, atau jika atlet merasa terpaksa dalam menjalankan latihannya, maka manfaat dari hasil latihan yang dijalaninya akan sirna.
2. Atlet harus menjalankan setiap program latihan secara utuh. Keuntungan atau manfaat dari latihan mental hanya akan terasa jika atlet menjalankan seluruh program latihan secara utuh, tidak sepotong-sepotong. Serupa dengan latihan keterampilan fisik, maka proses latihan mental pun harus dilakukan berulang-ulang; karena itu ia memerlukan waktu, usaha, maupun umpan balik dari kemajuan suatu latihan.
3. Si atlet harus memiliki kemauan untuk menjalani latihan dengan sempurna, sebaik mungkin. Setiap program latihan mental telah dirancang secara terstruktur sehingga seluruh kegiatannya memiliki fungsi dan manfaat masing-masing. Termasuk seluruh penugasan dan evaluasi atau penilaian diri yang harus dilakukan oleh si atlet, merupakan bagian dari program latihan mental yang tidak boleh diabaikan. Latihan mental merupakan suatu proses
yang harus dijalani sesuai prosedur, karena itu tidak ada jalan pintas untuk mencapai prestasi dalam olahraga.

Apa sajakah yang tercakup dalam latihan mental?

Aspek-aspek kecakapan mental psikologis (psychological skills) yang bisa dilatih, mencakup banyak hal meliputi aspek-aspek pengelolaan emosi, pengembangan diri, peningkatan daya konsentrasi, penetapan sasaran, persiapan menghadapi pertandingan, dan sebagainya. Bentuk latihan kecakapan mental yang paling umum dilakukan oleh atlet elit adalah:

1.Berfikir positif. Berfikir positif dimaksudkan sebagai cara berfikir yang mengarahkan sesuatu ke arah yang positif, melihat segi baiknya. Hal ini perlu dibiasakan bukan saja oleh atlet, tetapi terlebih-lebih bagi pelatih yang melatihnya. Dengan membiasakan diri berfikir positif dapat menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi dan menjalin kerjasama antara berbagai pihak. Pikiran positif akan diikuti dengan tindakan dan perkataan positif pula, karena pikiran akan menuntun tindakan.

2.Membuat catatan harian latihan mental (mental log). Catatan latihan mental merupakan catatan harian yang ditulis setiap atlet selesai melakukan latihan, pertandingan, atau acara lain yang berkaitan dengan olahraganya. Dalam buku catatan latihan mental ini dapat dituliskan pikiran, bayangan, ketakutan, emosi, dan hal-hal lain yang dianggap penting dan relevan oleh atlet. Catatan ini semestinya dapat menceritakan bagaimana atlet berfikir, bertindak, bereaksi, juga merupakan tempat untuk mencurahkan kemarahan, frustrasi, kecewa, dan segala perasaan negatif jika melakukan kegagalan atau tampil buruk. Dengan melakukan perubahan pola pikir akan hal-hal negatif tadi menjadi positif, atlet dapat menggunakan catatan latihan mentalnya sebagai “langkah baru” — setelah anda mengalami frustrasi, keraguan, ketakutan, ataupun perasaan berdosa/bersalah – untuk kembali membangun sikap mental yang positif dan penuh percaya diri.

3. Penetapan sasaran (goal-setting). Penetapan sasaran (goal-setting) perlu dilakukan agar atlet memiliki arah yang harus dituju. Sasaran tersebut bukan melulu berupa hasil akhir (output) dari mengikuti suatu kejuaraan. Penetapan sasaran ini sedapat mungkin harus bisa diukur agar dapat melihat perkembangan dari pencapaian sasaran yang ditetapkan. Selain itu pencapaian sasaran ini perlu ditetapkan sedemikian rupa secara bersama-sama antara atlet dan pelatih. Sasaran tersebut tidak boleh terlalu mudah, namun sekaligus bukan sesuatu yang mustahil dapat tercapai. Jadi, sasaran tersebut harus dapat memberikan tantangan bahwa jika atlet bekerja keras maka sasaran tersebut dapat tercapai. Dengan demikian penetapan sasaran ini sekaligus dapat pula berfungsi sebagai pembangkit motivasi.

4. Latihan relaksasi. Tujuan daripada latihan relaksasi, termasuk pula latihan manajemen stres, adalah untuk mengendalikan ketegangan, baik itu ketegangan otot maupun ketegangan psikologis. Ada berbagai macam bentuk latihan relaksasi, namun yang paling mendasar adalah latihan relaksasi otot secara progresif. Tujuan daripada latihan ini adalah agar atlet dapat mengenali dan membedakan keadaan rileks dan tegang. Biasanya latihan relaksasi ini baru terasa hasilnya setelah dilakukan setiap hari selama minimal enam minggu (setiap kali latihan selama sekitar 20 menit). Sekali latihan ini dikuasai, maka semakin singkat waktu yang diperlukan untuk bisa mencapai keadaan rileks. Bentuk daripada latihan relaksasi lainnya adalah “autogenic training” dan berbagai latihan pernapasan. Latihan relaksasi ini juga menjadi dasar latihan pengendalian emosi dan kecemasan. Latihan relaksasi dapat pula dilakukan dengan bantuan alat seperti “galvanic skin response”, “floatation tank”, dan juga berbagai paket rekaman kaset latihan relaksasi yang mulai banyak beredar di pasaran.

5. Latihan visualisasi dan imajeri. Latihan imajeri (mental imagery) merupakan suatu bentuk latihan mental yang berupa pembayangan diri dan gerakan di dalam pikiran. Manfaat daripada latihan imajeri, antara lain adalah untuk mempelajari atau mengulang gerakan baru; memperbaiki suatu gerakan yang salah atau belum sempurna; latihan simulasi dalam pikiran; latihan bagi atlet yang sedang rehabilitasi cedera. Latihan imajeri ini seringkali disamakan dengan latihan visualisasi karena sama-sama melakukan pembayangan gerakan di dalam pikiran. Namun, di dalam imajeri si atlet bukan hanya ‘melihat’ gerakan dirinya namun juga memberfungsikan indera pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan. Untuk dapat menguasai latihan imajeri, seorang atlet harus mahir dulu dalam melakukan latihan relaksasi.

6. Latihan konsentrasi. Konsentrasi merupakan suatu keadaan dimana kesadaran seseorang tertuju kepada suatu obyek tertentu dalam waktu tertentu. Dalam olahraga, masalah yang paling sering timbul akibat terganggunya konsentrasi adalah berkurangnya akurasi lemparan, pukulan, tendangan, atau tembakan sehingga tidak mengenai sasaran. Akibat lebih lanjut jika akurasi berkurang adalah strategi yang sudah dipersiapkan menjadi tidak jalan sehingga atlet akhirnya kebingungan, tidak tahu harus bermain bagaimana dan pasti kepercayaan dirinya pun akan berkurang. Selain itu, hilangnya konsentrasi saat melakukan aktivitas olahraga dapat pula menyebabkan terjadinya cedera. Tujuan daripada latihan konsentrasi adalah agar si atlet dapat memusatkan perhatian atau pikirannya terhadap sesuatu yang ia lakukan tanpa terpengaruh oleh pikiran atau hal-hal lain yang terjadi di sekitarnya. Pemusatan perhatian tersebut juga harus dapat berlangsung dalam waktu yang dibutuhkan. Agar didapatkan hasil yang maksimal, latihan konsentrasi ini biasanya baru dilakukan jika si atlet sudah menguasai latihan relaksasi. Salah satu bentuk latihan konsentrasi adalah dengan memfokuskan perhatian kepada suatu benda tertentu (misalnya:
nyala lilin; jarum detik; bola atau alat yang digunakan dalam olahraganya). Lakukan selama mungkin dalam posisi meditasi.

Kapan sebaiknya atlet melakukan latihan mental?

Latihan mental dilakukan sepanjang atlet menjalani latihan olahraga, karena seharusnya latihan mental merupakan bagian tidak terpisahkan dari program latihan tahunan atau periodesasi latihan. Latihan-latihan tersebut ada yang memerlukan waktu khusus (terutama saat-saat pertama mempelajari latihan relaksasi dan konsentrasi), namun pada umumnya tidak terikat oleh waktu sehingga dapat dilakukan kapan saja.

Demikian sekilas uraian mengenai latihan mental bagi atlet elit, dengan harapan para atlet, pelatih maupun pembina olahraga semakin menyadari bahwa latihan mental sangat diperlukan untuk mendapatkan prestasi puncak, dan untuk melakukan latihan mental tersebut diperlukan proses dan alokasi waktu tersendiri. Selamat berlatih, semoga sukses mencapai prestasi puncak.


* Penulis adalah psikolog yang berkecimpung dalam bidang olahraga, berdinas di Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani DEPDIKNAS sebagai Peneliti Muda bidang Psikologi Olahraga dan Kesehatan; menjabat pula sebagai Sekretaris Ikatan Psikologi Olahraga; Kabid Litbangrapiptek PP PERPANI; serta Ketua KomisiPendidikan dan Penataran KONI Pusat.


Referensi
Nasution, Y. (2003). Latihan konsentrasi. Bahan diskusi psikologi olahraga bagi pelatih dalam rangka Pelatnas SEA Games tahun 2003.
Nasution, Y. (2007). Psikologi kepelatihan. Makalah dalam rangka Pelatihan Mantan Atlet untuk Menjadi Pelatih Olahraga Tingkat Dasar Tahun 2007.
Rushall, B. (2007). Mental skills training for serious athletes. http://members.cox.net/brushall/mental/explain.htm

Sabtu, 17 Desember 2011

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Bagaimana Mengenal Kepribadian Seseorang??????,
Tahukah anda, ternyata mengetahui sifat-sifat seseorang yang belum kita kenal tidak sulit yang kita duga. Banyak cara yang bisa di lakukan.Selama ini banyak hal yang dilakukan orang untuk mengukur atau mengetahui sifat tabiat seseorang, baik itu lewat gaya bicara, warna pakaian yang dikenakan, atau....makanan kesukaannya, bentuk tampangnya,ataupun lewat zodiak/bintangnya,bahkan dengan cara yang canggih seperti melalui MTDworkshop, Managemen & organization profiling,dsb

1. orang yang jujur
    orang yang mengaku kalo habis kentut.
2. orang yang tidak jujur
    Orang yang kentut terus menuduh orang lain
3. orang yang sabar
    orang yang menahan kentutnya sendiri
4. orang yang pede
    orang  yang kentutnya kenceng tanpa ada rasa bersalah
5. orang yang kejam (sadis)
    orang yang kentut latas mengibas ngibaskan kentutnya ke orang laoin.
6. orang yang suka menteror (teroris)
    orang yang kentutnya tak bersuara tapi baunya minta ampun
 7. orang  yang pemalu
     orang yang kentutnya tidak bunyi tapi merasa malu sendiri
 8. orang yang strategis
     orang yang menyamarkan kentutnya dengan cara kentut sambil ketawa
9.  orang yang bodoh
     orang yang kentut terus menarik dalam dalm untuk mengganti
10. orang yang kreatif
      orang yang senag kentut didalam air, biar bisa bunyi "bleketuk-bleketuk"
 11. orang yang sok kuat
       orang yang kalo kentut ngedent sekuat kuatnya
 12.orang yang pintar
       orang yang hafal bau kentut orang lain
13. orang yang sial
      orang yang merasa mau kentut tapi yang keluar ......ampasnya